Real Madrid Club de Fútbol (pelafalan dalam bahasa Spanyol: [reˈal maˈðɾið ˈkluβ ðe ˈfutβol]), atau biasa dikenal dengan nama Real Madridsaja, adalah sebuah klub sepak bola profesional yang berbasis di kota Madrid, Spanyol. Didirikan pada 6 Maret 1902 dengan nama Madrid Club de Fútbol, tim ini menggunakan gelar Real ("dari kerajaan") setelah Raja Alfonso XIII dari Spanyol memberikan izin resmi kepada klub tersebut pada Juni 1920. Real Madrid telah bermain di Divisi Utama Liga Spanyol (Primera División) yang disebut sebagai La Liga sejak
awal kompetisi ini dimulai, tahun 1928, dan merupakan klub tersukses di
Spanyol berdasarkan jumlah trofi juara yang telah mereka raih.Bersama FC Barcelona dan Athletic Bilbao,
klub ini menjadi salah satu klub yang belum pernah terdegradasi ke
divisi bawah. Klub ini juga merupakan salah satu klub terbaik abad ke-20 menurut FIFA. Mereka telah meraih 31 gelar La Liga, 18 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol, 9 gelar Piala Champions/Liga Champions UEFA, 2 Piala UEFA, 1 Piala Super Eropa, dan 3 Piala Interkontinental.
Kostum tradisional Real Madrid adalah putih-putih, sehingga dijuluki Los merengues (Tim putih). Stadion kandangnya adalah Stadion Santiago Bernabéu yang
berkapasitas 80.354 penonton. Real Madrid sendiri memiliki rivalitas
cukup sengit terutama dengan Barcelona (dikenal sebagai El Clásico) dan klub sekota Atletico Madrid (dikenal sebagai El Derbi madrileño).
Sejak tahun
2000-an, Real Madrid dikenal sebagai tim yang gemar membeli
pemain-pemain mahal berkelas dunia, sehingga diberikan julukan baru,
yaitu Los Galácticos (tim galaksi). Klub ini juga dikenal sebagai salah satu klub terkaya di dunia, dengan penghasilan sebesar 438,6 juta Euro pada tahun 2011.
Sejarah
Awal mula (1902—1945)
Awal mula Real Madrid dimulai saat sepak bola diperkenalkan ke Madrid oleh para akademisi dan mahasiswa dari Institución libre de enseñanzayang di dalamnya termasuk beberapa lulusan dari Universitas Oxford dan Universitas Cambridge. Mereka mendirikan Football Club Sky pada
1897 yang kemudian kerap bermain sepak bola secara rutin pada hari
Minggu pagi di Moncloa. Klub ini kemudian terpecah menjadi dua pada
tahun 1900, yaitu: New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid. Klub terakhir terpecah lagi pada tahun 1902 yang kemudian menghasilkan pembentukan Madrid Football Club pada tanggal 6 Maret 1902. Tiga tahun setelah berdirinya, pada tahun 1905, Madrid FC merebut gelar pertama setelah mengalahkan Athletic Bilbao pada final Copa del Rey. Klub ini menjadi salah satu anggota pendiri dari Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol pada 4 Januari 1909 ketika presiden klub Adolfo Meléndez menandatangani
perjanjian dasar pendirian Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol. Dengan
beberapa alasan, klub ini kemudian pindah ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912. Pada tahun 1920, nama klub diubah menjadi Real Madrid setelah Alfonso XIII dari Spanyol memperbolehkan klub menggunakan kata Real—yang berarti kerajaan—kepada klub ini.
Pada tahun 1929, Liga Spanyol didirikan.
Real Madrid memimpin musim pertama liga sampai pertandingan terakhir,
namun saat itu secara mengejutkan mereka kalah oleh Athletic Bilbao yang
menyebabkan gelar yang sudah hampir pasti diraih, direbut oleh
Barcelona. Real Madrid akhirnya berhasil memenangkan gelar La Liga
pertama mereka pada musim 1931—32. Real kemudian berhasil mempertahankan
gelarnya pada tahun selanjutnya dan sukses menjadi klub Spanyol pertama
yang menjuarai La Liga dua kali berturut-turut.
Era Santiago Bernabeu dan kesuksesan di Eropa (1945—1978)
Santiago Bernabéu Yeste terpilih menjadi presiden Real Madrid tahun 1943. Di bawah kepemimpinannya, Real Madrid kemudian berhasil membangunStadion Santiago Bernabéu dan tempat berlatih klub di Ciudad Deportiva yang sebelumnya sempat rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Pada 1953, Bernabeu kemudian mulai membangun tim dengan cara mendatangkan pemain-pemain asing, salah satunya adalah Alfredo Di Stéfano.
Pada tahun 1955, berdasar dari ide yang diusulkan oleh jurnalis olahraga Perancis dan editor dari L'Equipe, Gabriel Hanot, Bernabéu, Bedrignan, dan Gusztáv Sebes menciptakan
sebuah turnamen sepak bola percobaan dengan mengundang klub-klub
terbaik dari seluruh daratan Eropa. Turnamen ini kemudian menjadi dasar
dari Liga Champions UEFA yang berlangsung saat ini. Di
bawah bimbingan Bernabéu, Real Madrid memantapkan dirinya sebagai
kekuatan utama dalam sepak bola, baik di Spanyol maupun di Eropa. Real
Madrid memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut antara tahun
1956 dan 1960, di antaranya kemenangan 7–3 atas klub Jerman, Eintracht Frankfurt pada tahun 1960. Setelah
kelima berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala asli
turnamen dan mendapatkan hak untuk memakai lencana kehormatan
UEFA. Real Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya
pada tahun 1966 setelah mengalahkan FK Partizan 2–1
pada pertandingan final dengan komposisi tim yang seluruhnya terdiri
dari pemain berkebangsaan Spanyol, sekaligus menjadi pertama kalinya
dalam sejarah pertandingan Eropa. Tim ini kemudian dikenal lewat julukan
"Ye-ye". Nama "Ye-ye" berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam
lagu The Beatles berjudul "She Loves You" setelah empat anggota tim berpose untuk harian Diario Marca mengenakan wig khas The Beatles. Generasi "Ye-ye" juga berhasil menjadi juara kedua Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.
Pada 1970-an,
Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali
juara Piala Spanyol.Madrid kemudian bermain pada final Piala Winners
UEFA pertamanya pada tahun 1971 dan kalah dengan skor 1–2 dari klub Inggris, Chelsea. Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago Bernabéu meninggal ketika Piala Dunia FIFA sedang berlangsung di Argentina. FIFAkemudian
menetapkan tiga hari berkabung untuk menghormati dirinya selama
turnamen berlangsung. Tahun berikutnya, klub mengadakan Kejuaraan Trofi Santiago Bernabéu sebagai bentuk penghormatan pada mantan presidennya tersebut.
Naik turun, generasi Quinta del Buitre, dan Piala Eropa ketujuh (1980—2000)
Pada awal 1980-an,
Real Madrid seperti kehilangan cengkeramannya di La Liga dan mereka
membutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa kembali lagi menuju ke atas
melalui bantuan beberapa bintang baru. Keberhasilan para bintang baru
tersebut kemudian disebut oleh jurnalis olahraga Spanyol sebagai era
generasi La Quinta del Buitre ("Lima Burung Nazar"), yang berasal dari nama el buitre ("burung nazar"), julukan yang diberikan kepada salah satu pemain Madrid saat itu, Emilio Butragueño. Anggota lainnya adalah Manuel Sanchís, Rafael Martín Vázquez, Miguel Pardeza, danMíchel. Dengan La Quinta del Buitre (kemudian berkurang menjadi empat anggota ketika Miguel Pardeza meninggalkan klub dan pindah ke Real Zaragoza pada 1986) dan pemain terkenal sepertipenjaga gawang Francisco Buyo, bek kanan Miguel Porlán Chendo, dan penyerang Meksiko Hugo Sanchez,
Real Madrid berhasil bangkit dan memiliki kekuatan terbaik di daratan
Spanyol dan Eropa pada paruh kedua tahun 1980-an. Hasilnya juga cukup
signifikan: mereka berhasil memenangkan dua Piala UEFA, lima gelar Liga Spanyol berturut-turut, satu Piala Spanyol, dan tiga Piala Super Spanyol. Pada awal 1990-an, La Quinta del Buitre resmi berpisah setelah Rafael Martín Vázquez, Emilio Butragueno, dan Míchel meninggalkan klub.
Pada tahun 1996, Presiden Lorenzo Sanz menunjuk Fabio Capello sebagai
pelatih. Meskipun masa jabatannya hanya berlangsung satu musim, Real
Madrid berhasil menjadi juara La Liga lewat kontribusi Roberto Carlos, Predrag Mijatović, Davor Šuker, dan Clarence Seedorf yang membantu para pemain lokal seperti Raul Gonzalez, Fernando Hierro, Iván Zamorano, dan Fernando Redondo. Real Madrid kemudian menambah amunisi dengan kedatangan Fernando Morientes pada
tahun 1997. Penantian mereka selama 32 tahun untuk bisa berjaya lagi di
Eropa akhirnya berakhir pada tahun 1998 di bawah manajer Jupp Heynckes saat berhasil lolos ke Final Liga Champions UEFA dan mengalahkan Juventus dengan skor 1–0 berkat gol dari Predrag Mijatović.
Era saat ini (2000—sekarang)
Beberapa
bulan usai meraih gelar Eropa kedelapannya, Real Madrid memilih
presiden yang baru pada Juli 2000 dan yang terpilih adalah pengusaha Spanyol,Florentino Pérez. Dalam
kampanyenya ia berjanji untuk menghapus utang klub dan memodernisasi
fasilitas klub. Namun janji utamanya yang mendorong Pérez kepada
kemenangan saat pemilihan adalah pembelian Luís Figo dari
seteru abadi Madrid, yaitu Barcelona. Tahun berikutnya, klub membangun
kamp pelatihan yang baru dan menggunakan uang yang mereka dapat dari
tahun sebelumnya untuk memulai perekrutan pemain bintang—yang oleh
jurnalis Spanyol disebut sebagai "Los Galácticos"—dengan mengontrak
pemain-pemain seperti Zinédine Zidane, Ronaldo, Luís Figo, Roberto Carlos, Raúl González, dan David Beckham.
Sempat menjadi perdebatan ketika pemain-pemain yang dibeli oleh Perez
gagal menunjang prestasi klub, namun berhasil tertutupi oleh gelar Liga
Champions kesembilan Madrid pada tahun 2002 yang disusul gelar Piala Interkontinental pada tahun yang sama dan diakhiri gelar La Liga pada tahun 2003. Namun sejak 2003 sampai 2006, sekalipun diisi barisan pemain bintang, klub gagal meraih satupun piala.
Ramón Calderón kemudian terpilih sebagai presiden klub pada 2 Juli 2006 dan kemudian ia mengangkat Fabio Capello sebagai pelatih baru dan Predrag Mijatović sebagai
direktur sepak bola yang baru. Real Madrid memenangkan gelar La Liga
pada tahun 2007 untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Tetapi hanya
beberapa saat usai memenangi gelar tersebut, Capello langsung
dipecat. Pada musim 2007—2008, Real Madrid memenangkan liga domestik
ke-31 kalinya di bawah asuhan pelatih Jerman, Bernd Schuster. Pada tanggal 1 Juni 2009, Florentino Pérez kembali
menjadi presiden Real Madrid dan bertahan sampai saat ini. Pérez
melanjutkan tradisinya mengontrak pemain bintang dengan membeli Kaká dari AC Milan dan kemudian membeliCristiano Ronaldo dari Manchester United yang memecahkan rekor transfer dengan harga 80 juta pound sterling.
Serba Serbi
Lambang dan kostum
Lambang
klub pertama Real Madrid adalah desain sederhana dengan sebuah jalinan
dekoratif dan tiga huruf kapital yang dituliskan sebagai "MCF" yang
merupakan singkatan dari Madrid Club de Futbol yang dibalut warna biru
gelap dalam kostum warna putih. Perubahan pertama lambang klub terjadi
pada tahun 1908, ketika mereka mengadopsi bentuk yang lebih ramping dan
penempatan huruf inisial klub di dalam lingkaran. Perubahan berikutnya
dari logo kemudian tidak terjadi sampai Pedro Parages menjadi presiden
klub pada tahun 1920. Pada saat itu, Raja Alfonso XIII memberikan nama
tambahan bagi Madrid, yaitu "Real" yang diterjemahkan secara bebas
sebagai "Kerajaan" yang kemudian membuat klub dikenal dengan nama "Real
Madrid". Sebagai perubahannya, mahkota simbol kerajaan dari Alfonso
ditambahkan ke bagian atas logo dan kemudian menjadi gaya tersendiri
dari klub Real Madrid Club de Futbol. Seiring pembubaran monarki pada
tahun 1931, semua simbol-simbol kerajaan (mahkota di bagian atas logo
dan kata-kata Real) dihilangkan. Mahkota kemudian digantikan oleh strip
murbei gelap yang mencirikan Region Castile. Pada tahun 1941—dua tahun
setelah berakhirnya Perang Saudara Spanyol—simbol dan tulisan "Corona
Real" atau "Royal Crown" yang sempat dihilangkan, dipulihkan dan
dipadukan dengan garis murbei Castile. Selain itu di bagian atas logo
juga dibuat penuh warna, dengan warna emas yang paling signifikan, dan
klub ini kembali disebut Real Madrid Club de Futbol. Modifikasi terbaru
di bagian atas logo terjadi pada tahun 2001 ketika klub ingin lebih
menonjolan citra untuk abad ke-21 dengan menstandarkan bagian atas
logonya. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah mengubah garis
murbei biru tua dengan warna biru yang agak cerah.
Warna
tradisional kostum Real Madrid untuk pertandingan kandang adalah putih,
meskipun awalnya mengadopsi garis miring biru di kaus mereka (desain itu
disimpan di logo klub), tetapi sekarang ini desain tersebut tidak
dipakai lagi. Kaus kaki pertama yang dipakai berwarna biru gelap. Kaus
bergaris biru kemudian digantikan oleh kaus polos berwarna putih yang
mengadopsi model dari klub Corinthian F.C. pada tahun 1902. Pada tahun
yang sama, kaus kaki biru diganti dengan warna hitam. Pada awal 1940-an,
manajemen tim mengganti model kostum mereka dengan menambahkan kancing
pada kaus mereka dan penempatan logo klub di sebelah kiri yang bertahan
sampai saat ini. Pada 23 November 1947, dalam pertandingan
melawan Atletico Madrid di Stadion Metropolitan, Real Madrid menjadi tim
Spanyol pertama yang mengenakan kaus bernomor. Sementara, warna
tradisional kostum Real Madrid untuk pertandingan tandang adalah hitam
atau terkadang ungu.
Perlengkapan klub saat ini diproduksi oleh Adidas yang kontraknya dimulai sejak tahun 1998. Kaus pertama Real Madrid disponsori oleh Zanussi, yang disepakati untuk musim 1982—1983, 1983—1984, dan 1984—1985. Setelah itu, Real Madrid disponsori oleh Parmalat dan Otaysa, sebelum kontrak jangka panjang dijalin bersama Teka pada tahun 1992. Pada
tahun 2001, Real Madrid mengakhiri kontrak mereka dengan Teka dan untuk
satu musim digunakan logo Realmadrid.com untuk mempromosikan situs web
resmi klub. Kemudian, pada tahun 2002, mereka megadakan kesepakatan yang
ditandatangani dengan Siemens Mobile dan pada tahun 2006, logo BenQ Siemens muncul di kaus klub. Sponsor di kaus klub Real Madrid saat ini adalah bwin.com menyusul masalah keuangan yang dialami BenQ Siemens.
Stadion
Setelah pindah kandang ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912—yang kemudian bertahan untuk sebelas tahun klub kemudian pindah kandang ke Campo de Ciudad Lineal selama
setahun. Campo de Ciudad Lineal merupakan sebuah tanah kecil dengan
kapasitas 8.000 penonton. Setelah itu, Real Madrid pindah kandang ke Stadion Chamartín yang diresmikan pada tanggal 17 Mei 1923 dengan pertandingan melawan Newcastle United. Pada stadion yang memiliki kapasitas 22.500 penonton ini, Real Madrid merayakan gelar Liga Spanyol-nya yang pertama Setelah beberapa keberhasilan dan seiring terpilihnya Santiago Bernabéu Yeste sebagai
presiden klub, ia kemudian memutuskan bahwa Stadion Chamartín tidak
cukup besar untuk ambisi klub sebesar Madrid. Ia kemudian membangun
sebuah stadion baru yang kemudian diresmikan pada tanggal 14 Desember
1947. Stadion tersebut adalah Stadion Santiago Bernabéu yang dipakai sampai saat ini, meskipun stadion ini tidak memakai nama tersebut sampai tahun 1955. Pertandingan pertama yang diadakan di Bernabéu dimainkan antara Real Madrid dan klub Portugal C.F. Os Belenenses, dan dimenangkan oleh Real Madrid dengan skor akhir 3–1, dan gol pertama dicetak oleh Sabino Barinaga Alberdi.
Kapasitas
stadion kemudian berubah pada 1953, seiring renovasi yang dilakukan,
sehingga membuat kapasitas penonton memuncak menjadi 120.000
penonton. Sejak itu beberapa modernisasi dilakukan pada stadion, salah
satunya meniadakan tempat menonton berdiri pada 1998–1999 seiring
peraturan UEFA. Perubahan terakhir dilakukan pada tahun 2003, yaitu
peningkatan sekitar lima ribu kursi sehingga kapasitas stadion menjadi
81.254. Sebuah rencana untuk menambahkan atap yang dapat dibuka juga
telah diumumkan kepada publik.
Stadion
Bernabéu telah menyelenggarakan beberapa pertandingan kelas dunia, di
antaranya Final Piala Negara Eropa 1964, Final Piala Dunia FIFA 1982,
serta Final Piala Eropa/Liga Champions UEFA tahun 1957, 1969, 1980,
dan 2010. Stadion ini juga memiliki jaringan transportasi sendiri, yaitu
sebuah stasiun metro yang juga dinamai Santiago Bernabéu. Pada tanggal
14 November 2007, Stadion Bernabéu mendapatkan status sebagai Stadion
Elite UEFA.
Pada
tanggal 9 Mei 2006, Stadion Alfredo Di Stéfano diresmikan di Madrid di
mana Real Madrid kini biasa berlatih. Pertandingan perdana yang
dimainkan di sana adalah antara Real Madrid dan Stade de Reims, sebuah
pertandingan ulangan dari Final Piala Eropa 1956. Real Madrid
memenangkan pertandingan dengan skor 6–1 dengan gol dari Sergio
Ramos, Antonio Cassano (2), Roberto Soldado (2), dan José Manuel Jurado.
Tempat ini sekarang merupakan bagian dari Ciudad Real Madrid, fasilitas
pelatihan baru klub yang berlokasi di luar Madrid, tepatnya di
Valdebebas. Stadion ini menampung 5.000 orang, dan menjadi kandang dari
klub Real Madrid Castilla. Nama stadion ini diambil dari mantan bintang
Real Madrid, Alfredo Di Stéfano.
Pendukung
Hampir pada
setiap musimnya, penonton yang datang memenuhi Stadion Santiago
Bernabéu mayoritas diisi oleh para pemegang tiket langganan yang jumlah
totalnya sekitar 68.670 orang. Untuk menjadi pemegang tiket langganan
per musim ini, para calon harus bergabung ke pendukung klub resmi atau
biasa disebut socio. Saat ini sekurang-kurangnya ada 1.800
kelompok pendukung resmi klub yang tersebar, baik di Spanyol atau di
Dunia. Jumlah rata-rata penonton di stadion setiap kali Real Madrid
bertanding kandang sekitar 65.000 orang. Pencapaian terbaik diraih pada
musim 2004—05, saat jumlah rata-rata penonton yang hadir mencapai 71.900
orang. Namun, rekor ini kalah dari Barcelona yang memiliki rata-rata
mencapai 76.000 orang.
Pendukung garis keras Real Madrid disebut Ultras Sur yang
termasuk penggemar sayap kanan. Kelompok penggemar ini memiliki aliansi
kemitraan yang dekat dengan kelompok pendukung S.S. Lazio yang disebut Irriducibili.
Dalam beberapa kesempatan, sering kali terdapat sejumlah ucapan rasis
dari kelompok pendukung ini kepada pihak pemain dari tim lawan yang
kemudian membuat UEFA sempat melakukan investigasi untuk menyelidiki
kasus ini.
Rivalitas
El Clásico
Dalam
sebuah liga nasional di suatu negara, sering terdapat persaingan sengit
antara dua tim terkuat, dan ini terutama terjadi di La Liga, di mana
pertandingan antara Real Madrid dan Barcelona dikenal sebagai "Pertemuan
Klasik" (El Clásico). Sejak awal kompetisi nasional dimulai,
kedua klub sering dipandang sebagai pencerminan/wakil dari dua daerah
berbeda di Spanyol: Catalunya dan Castilla, serta dari dua kota.
Persaingan ini mencerminkan berbagai hal, termasuk ketegangan politik
dan budaya antara Catalunya dan Castilla yang merupakan gambaran umum
dari Perang Saudara Spanyol.
Selama era
kediktatoran Miguel Primo de Rivera dan terutama Francisco
Franco (1939—1975), semua budaya regional ditekan. Semua bahasa daerah
yang dipakai di wilayah Spanyol, kecuali bahasa Spanyol (Castilla),
secara resmi dilarang. Simbolisasi keinginan rakyat untuk kebebasan
Catalunya membuat Barcelona menjadi "lebih dari sekadar klub sepak bola"
(més que un club) untuk masyarakat Catalan. MenurutManuel
Vázquez Montalbán, cara terbaik untuk orang Catalan untuk menunjukkan
identitas mereka adalah dengan bergabung dengan Barcelona. Hal ini lebih
kecil risikonya daripada bergabung dengan gerakan anti-Franco, dan
memungkinkan mereka untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka.
Di sisi
lain, Real Madrid secara luas dilihat sebagai perwujudan dari
sentralisme berdaulat dan rezim fasis di tingkat manajemen dan di
bawahnya. Santiago Bernabeu yang menjadi presiden klub merupakan seorang
pejuang untuk los nacionales. Namun, selama Perang Saudara
Spanyol, anggota kedua klub seperti Josep Sunyol(Barcelona) dan Rafael
Sánchez Guerra (Real Madrid) menyerah di tangan para pendukung Franco.
Selama
tahun 1950, persaingan tersebut memburuk saat ada kontroversi seputar
transfer Alfredo Di Stéfano, yang akhirnya bermain untuk Real Madrid dan
merupakan kunci kesuksesan mereka berikutnya. Pada era 1960-an, kedua
klub kemudian bertemu pada Piala Champions lebih dari dua kali dan pada
tahun 2002, pertemuan antara klub Eropa dijuluki sebagai "Pertandingan
Abad Ini" oleh media Spanyol, dan disaksikan oleh lebih dari 500 juta
orang di seluruh dunia.
El Derbi madrileño
Klub
tetangga terdekat dari Real Madrid adalah Atletico Madrid yang juga
membuat persaingan ketat antara penggemar kedua tim sepak bola dari ibu
kota Madrid tersebut. Meskipun Atlético awalnya didirikan oleh tiga
mahasiswa Basque pada tahun 1903, mereka kemudian berhasil mendapatkan
kekuatan baru pada 1904, seiring bergabungnya para mantan pemain Real
Madrid. Ketegangan lebih lanjut datang karena pendukung Real Madrid
lebih banyak dari kelas menengah, sementara pendukung Atletico lebih
banyak dari kelas buruh dan pekerja. Kedua klub ini kemudian bertemu
untuk pertama kalinya pada 21 Februari 1929 dalam pertandingan ketiga La
Liga dalam musim tersebut. Pertandingan ini sekaligus juga menandai
pertandingan derbi pertama antara dua tim ini. Pada pertandingan
tersebut Real Madrid berhasil menang dengan skor 2–1 Dalam beberapa
kesempatan selanjutnya, mereka kembali bertemu dalam ajang lain, salah
satunya dalam semifinal Piala Champions tahun 1959, di mana Real yang
memenangkan pertandingan pertama dengan skor 2–1 di Santiago Bernabéu
dan dibalas kemenangan 1–0 Atletico di Metropolitano yang membuat
pertandingan harus diulang. Dalam pertandingan ulangan itulah, Real
Madrid berhasil menang dengan skor 2–1. Atletico kemudian berhasil
melakukan balas dendam dengan dua kali mengalahkan Real Madrid dalam Copa del Generalísimo tahun 1960 dan 1961 saat dilatih oleh mantan pelatih Real Madrid, José Villalonga Llorente. Real Madrid telah memenangkan El Derbi madrileño sebanyak 75 kali.
Antara 1961
dan 1989, ketika Real Madrid mendominasi La Liga, hanya Atletico yang
mampu mencuri kesempatan juara pada saat Real lengah. Mereka berhasil
memenangkan gelar La Liga pada tahun 1966, 1970, 1973, dan 1977. Pada
tahun 1965, Atletico menjadi tim pertama yang mengalahkan Real di
Bernabéu dalam kurun waktu delapan tahun. Catatan Real Madrid melawan
Atletico pada masa sekarang sangat menguntungkan bagi kubu Real
Madrid. Kemenangan mengesankan dalam derbi ini terjadi pada musim
2002—03, ketika Real Madrid merebut gelar La Liga setelah menang dengan
skor 0–4 atas Atletico di Stadion Vicente Calderón.
Selamat berbagi ke: